Minggu, 02 Oktober 2011

Sistem Barcode

Barcode adalah suatu kumpulan data optik yang di baca mesin Sebenarnya, barcode ini mengumpulkan data dalam lebar (garis) dan spasi garis paralel dan dapat disebut sebagai kode batang atau simbologi linear atau 1D (1 dimensi). Tetapi juga memiliki bentuk persegi, titik, heksagon dan bentuk geometri lainnya di dalam gambar yang disebut kode matriks atau simbologi 2D (2 dimensi). Selain tak ada garis, sistem 2D sering juga disebut sebagai barcode. Penggunaan awal barcode adalah untuk mengotomatiskan sistem pemeriksaan di swalayan, tugas dimana mereka semua menjadi universal saat ini. Penggunaannya telah menyebar ke berbagai kegunaan lain juga, tugas yang secara umum disebut sebagai (AIDC). Sistem terbaru, seperti RFID, berusaha sejajar di pasaran AIDS, tapi kesederhanaan, universalitas dan harga rendah barcode telah membatasi peran sistem-sistem baru ini.
Barcode dapat dibaca oleh pemindai optik yang disebut pembaca barcode atau dipindai dari sebuah gambar oleh perangkat lunak khusus.

Selama ini banyak sekali masih kita temukan penerapan sistem barcode yang kurang berpedoman pada kaedah yang berlaku, ini disebabkan karena kekurang fahaman pada user dan operator tentang penerapan sistem barcode tersebut serta aspek aspek yang menyertainya

Secara garis besar sistem labeling di bidang ritel adalah identifikasi pada produk yang dijual (SKU) atau PLUs, salah satunya adalah Shelfing (Price Tag) yang menempel di rak.

Kenapa penulis langsung pada point Price Shelfing bukan label harga, terutama di Indonesia pada umumnya sering sekali terjadi perubahan harga dalam waktu yang tidak begitu lama rangenya sehingga mengakibatkan seringnya kita mengganti label harga yang menempel di produk, oleh karenanya ada baiknya pelaku usaha eceran tidak perlu menempel label harga satu persatu di produk melainkan informasi tersebut cukup di tempel di rak saja.

Berikut ini salah satu kaedah pengaturan layout dan informasi yang perlu dicantumkan di label / tag rak:
Salah satu contoh pengaturan tata letak pada produk kosmetik


perlunya kita menulis informasi detil ini adalah untuk pelanggan mengetahui spesifikasi dan perlakuan untuk produk tersebut sehingga cukup mudah difahami oleh calon pembeli produk



coba perhatikan betapa sangat detilnya informasi yang dimuat pada contok shelfing tag diatas, selama ini masih sangat jarang ditemukan informasi selengkap ini pada toko toko ritel di Indonesia pada umumnya, mungkin alasan utama adalah biaya dan kurang dianggap berguna bagi pelanggan dikarenakan pelanggan sendiri tidak faham hal ini sehingga menjadi mubazir nantinya



beragam bukan? tentunya sesuai dengan kebutuhan pelanggan, mungkin lembaga perlindungan konsumen bisa berperan aktif untuk memberikan sosialisasi yang cukup pada pelanggan toko ritel dengan tujuan pelanggan bisa mengerti serta memahami maksud seandainya sistem ini diterapkan oleh pengelola ritel yang bersangkutan

0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com